Suatu Pelajaran untuk Yogyakarta di Balik Meletusnya Kelud


Beberapa waktu yang lalu, seperti yang kita tahu di pemberitaan media massa bahwa ada satu bencana lagi yang menimpa Negri kita, yaitu meletusnya Gunung Kelud. Gunung Kelud yang letaknya kurang lebih 200 km dari Yogyakarta ternyata malah sangat memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi Yogyakarta. Di hari Jumat pagi 14 Februari, seluruh wilayah Yogyakarta langsung terhiasi oleh hujan abu yang tidak lain adalah abu Gunung Kelud. Abu yang turun pun tidak tanggung-tanggung, ketebalan abu yang menutupi jalan dapat mencapai 2 cm, jarak pandang bagi pengguna jalan hanya terbatas 5 m saja. Dengan keadaan yang seperti itu, Yogyakarta sempat lumpuh selama 2 hari. Bandara Adi Sucipto pun juga tidak dapat digunakan sampai dengan minggu selanjutnya.
Tapi menurut saya, bencana kali ini benar-benar mengajarkan sesuatu yang sangat berharga untuk masyarakat Yogyakarta. Abu Kelud yang tersebar rata di seluruh wilayah Yogyakarta, mau tidak mau membuat semua orang terlibat dalam pembersihannya. Di hari kedua setelah hujan abu, terlihat seluruh warga di berbagai penjuru daerah bersama-sama gotong royong membersihkan jalanan, rumah dan tempat-tempat umum dari abu Kelud. Pemandangan seperti ini menjadi sangat umum apabila kita berjalan-jalan di sekitar daerah kota. Mulai dari warga, pemda, anak sekolah, tentara, bahkan sampai tukang sapu pun ikut serta dalam gotong royong.
Tanpa kita sadari, selalu ada hal positif dibalik hal-hal yang negatif. Dibalik besarnya bencana yang melanda Negri ini, banyak pula orang yang berbondong-bondong ingin ikut serta menjadi sukarelawan di daerah bencana tersebut. Banyak pula orang yang berlomba-lomba membantu korban dengan mengirimkan bantuan berupa pangan, sandang atau papan. Semua itu berjalan tanpa kita sadari. Dari situ saya dapat mendapatkan pelajaran bahwa sebenarnya ‘nilai’ gotong royong dari Indonesia ini masih sangat tertanam di dalam setiap jiwa warga Indonesia. Mungkin tidak pernah ada yang menganggap hal ini istimewa, mungkin banyak orang yang menganggap bahwa sebenarnya hal tersebut adalah hal yang biasa, dimana ada bencana pasti ada bantuan.
Tapi saya memandang semua hal tersebut dengan berbeda. Di tengah zaman yang semakin maju dan semua serba berkembang, akan sangat jarang kita melihat implikasi dari nilai-nilai luhur yang dahulu pernah dimiliki oleh bangsa ini. Nilai-nilai keNegaraan yang pernah membawa kita bawa masa kejayaan dulu, baik saat Nusantara bersatu, ataupun proklamasi kemerdekaan. Banyak orang yang menganggap bahwa nilai gotong royong ini sudah mulai hilang di kalangan masyarakat Indonesia. Namun dari bencana Kelud beberapa waktu yang lalu menyadarkan saya bahwa masih tertanam sangat dalam nilai tersebut. Masih banyak orang-orang di Negri ini yang mempunyai jiwa gotong royong yang diturunkan oleh leluhur. Dengan demikian, bukankah berarti kita masih mempunyai kesempatan untuk mencapai kejayaan kembali seperti dulu? Yang perlu kita pikirkan adalah bagaimana caranya membuat nilai tersebut menjadi landasan berpikir, bertindak dan berbuat bagi setiap jiwa-jiwa yang disinggahinya, maka semakin jelas lah jalan kejayaan bagi kita, sekali lagi.

Fajar Kurniawan, Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Universitas Gadjah Mada

0 comments:

 

Link Travel Bloggers Indonesia

Travel Blogger Indonesia

Kunjungi Saya Juga Disini!

Flickr Fakur! Tumblr Fakur!

Atau Disini!


Soundcloud Fajar Kurniawan!

Twitter Fajar Kurniawan!