Jogja Dragon Festival di tahun
ketiga ini sudah menarik berbagai macam kalangan dan komunitas untuk
berpartisipasi di pelaksanaannya. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 13
Februari 2013 kemarin, tepat sebelum Gunung Kelud meletus. Sebenarnya Jogja
Dragon Festival merupakan rangkaian acara yang sudah diadakan dari tanggal 10,
namun untuk festival barongsainya sendiri diadakan di 13 Februari sebelum
penutupan.
Yang selalu menjadi daya tarik dari kegiatan ini adalah kita dapat melihat berbagai jenis barongsai dari berbagai daerah seperti Semarang, Jogja, Muntilan, Magelang dan daerah-daerah sekitarnya. Pelaksanaan tahun ini diadakan di titik 0 km seperti tahun lalu. Tahun lalu saya juga sempat datang melihat kegiatan ini, tetapi karena terlalu padatnya penonton disana, jadi saya hanya melihat-lihat dari jauh. Untuk tahun ini, saya tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.
Yang selalu menjadi daya tarik dari kegiatan ini adalah kita dapat melihat berbagai jenis barongsai dari berbagai daerah seperti Semarang, Jogja, Muntilan, Magelang dan daerah-daerah sekitarnya. Pelaksanaan tahun ini diadakan di titik 0 km seperti tahun lalu. Tahun lalu saya juga sempat datang melihat kegiatan ini, tetapi karena terlalu padatnya penonton disana, jadi saya hanya melihat-lihat dari jauh. Untuk tahun ini, saya tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.
Sesampainya di daerah titik 0 km,
saya langsung menuju kerumunan orang-orang. Dan seperti biasa, area 0 km
dipagari oleh pagar besi yang mengelilingi arena perform. Melihat langsung ke
arena pun sudah sulit, belum lagi ditambah jauhnya jarak pagar ke arena. Tepat didepan
arena tampil, terdapat panggung khusus untuk para tamu undangan, saya pun
berinisiatif kesana. Panggung ini terletak di sebelah barat laut dari
perempatan. Begitu sampai di belakang panggung, sudah saya duga ternyata ada
seorang bodyguard atau penjaga yang
berdiri mengawasi akses masuk panggung. Tetapi saya melihat ada akses ‘tikus’
untuk masuk ke dalam arena, yaitu melewati bawah panggung. Dengan modal nekat,
saya melewati jalan ‘ilegal’ tersebut dan masuk ke dalam arena. Posisi saya pun
berganti, karena saya menjadi berada di dalam arena yang dipagari.
Dengan akses bebas didalam arena, saya dapat mengambil gambar-gambar penampilan dari dekat, benar-benar dimudahkan. Tapi beberapa saat kemudian karena ada beberapa petugas keamanan yang menghampiri saya, dan meminta saya keluar karena saya bukan undangan resmi. Tentu saja saya sangat menyesal karena baru sebentar di area tersebut tapi langsung ketahuan. Huff tapi bagaimanapun, kita harus tetap menaati peraturan apabila ‘ketahuan’. Walaupun saya tahu sebenarnya seorang fotografer pasti melakukan cara apapun untuk mendapatkan foto terbaiknya. Jangan tiru ini dimana-mana! Karena kalian yang tidak biasa akan mendapatkan syok berkepanjangan! :p
Dengan akses bebas didalam arena, saya dapat mengambil gambar-gambar penampilan dari dekat, benar-benar dimudahkan. Tapi beberapa saat kemudian karena ada beberapa petugas keamanan yang menghampiri saya, dan meminta saya keluar karena saya bukan undangan resmi. Tentu saja saya sangat menyesal karena baru sebentar di area tersebut tapi langsung ketahuan. Huff tapi bagaimanapun, kita harus tetap menaati peraturan apabila ‘ketahuan’. Walaupun saya tahu sebenarnya seorang fotografer pasti melakukan cara apapun untuk mendapatkan foto terbaiknya. Jangan tiru ini dimana-mana! Karena kalian yang tidak biasa akan mendapatkan syok berkepanjangan! :p
Fajar Kurniawan, Mahasiswa Teknologi Industri
Pertanian, Universitas Gadjah Mada
0 comments:
Posting Komentar