Saya punya sebuah cerita singkat yang menyedihkan, memalukan sekaligus menampar para masyarakat Indonesia yang tidak sadar (mungkin tidak akan pernah) bahwa Negerinya ini adalah Negeri terbaik, terindah, termahsyur di mata internasional dan seluruh dunia mengakui itu.
Alkisah, di sebuah tempat terpencil, di Pulau Belitung, sebuah pulau di lepas pantai timur Sumatra terdapat sebuah pantai yang sangat indah. Perlu melewati berbagai medan yang cukup sulit untuk mencapai lokasi ini dari hutan, laut, lumpur, jalan berbukit dan lainnya. Dan tidak banyak juga akses transportasi untuk menuju ke lokasi yang sangat terpencil ini.
Seorang Indonesia, berniat untuk berlibur di Indonesia setelah menjelajah Negeri-negeri luar yang sudah tidak terhitung jumlahnya. Bermodal kelengkapan yang sudah sangat biasa dia bawa kemana-mana, berangkatlah dia dari hiruk pikuk ibukota. Menginjakkan kaki di Pulau Sumatera, dia terus mengikuti petunjuk arah untuk menuju ke Pulau Belitung dengan berbagai macam model alat transportasi yang sudah digunakan, mulai dari kapal laut, pesawat, angkutan perkotaan, becak motor, bahkan ojek.
Mendekati lokasi tujuan, dia sudah mulai putus asa, berkata dalam hati bahwa "lokasi ini tidak masuk akal! sudah terlalu banyak uang yang aku habiskan, sudah terlalu banyak waktu yang aku buang, sudah terlalu banyak langkah kaki yang aku pijakkan, tapi apabila semua ini tidak terbayar, sungguh tidak masuk akal!". Dan perkataan lain pun terus berputar dalam hatinya sendiri, yang menganggap bahwa destinasi wisata ini terlalu sulit dari segi biaya, waktu dan tenaga.
Sesampainya di pantai itu, dia tercengang. Seluas mata memandang, hanya terlihat biru laut, langit cerah yang hanya dihiasi beberapa awan putih tengah hari yang seakan-akan menyambut baik kedatangannya. Deburan ombak sedang, menggulung-gulung pasir putih -sangat putih!- ke pantai, dan tidak jarang meninggalkan potongan terumbu karang berwarna-warni dan kerang-kerang di pantainya. Bebatuan besar khas Bangka-Belitung yang menyerupai batu kali dalam ukuran besar berbisik suara ombak yang menerpanya.
Dia pun tidak bisa berkata apa-apa, dia sekarang sedang melihat hal indah yang tidak pernah dilihat sebelumnya, bahkan di belahan bumi manapun yang pernah dia kunjungi. Seakan berkata kepada dirinya sendiri "tidak sia-sia aku menghabiskan semua yang aku habiskan untuk datang ke tempat ini". Matanya memandang ke seluruh pemandangan di daerah pantai itu, sampai dia sadar bahwa ditempat itu, dia tidak sendiri.
Ada sekelompok turis China yang sedang asik berfoto-foto di sepanjang pantai tersebut, jumlahnya sekitar 5-6 orang. Agak jauh dari rombongannya, ada seorang China yang terpisah dari teman-temannya sibuk mengambil beberapa gambar dari landscape yang luar biasa ini. Seorang Indonesia ini mendekat, senang mengetahui bahwa dia tidak sendirian, ada teman yang satu tujuan di tempat ini juga. Tak lama pun dia mendekat, dan memulai pembicaraan.
I : Selamat siang (menyapa dengan sopan khas orang Indonesia)
C: Selamat siang! baru saja datang?
I : iya, saya baru saja sampai disini, kapan kamu datang?
C: ah saya juga baru saja, kira-kira setengah jam yang lalu, apakah anda sendirian?
I : ya saya sendirian, saya berangkat dari Jakarta 3 hari yang lalu, disana teman-teman anda semua? (menunjuk sekelompok turis China)
C: oh ya, kami rombongan, dari jakarta juga kira-kira seminggu yang lalu, kami sempat berputar-putar di Sumatera sebelum ini. Apakah kamu orang Indonesia?
I: ya, saya asli Indonesia, tapi saya sering bepergian ke Negeri luar, untuk melihat indahnya Negeri diluar Indonesia ini. kamu chinese? atau jepang?
C: saya dari China. wah hebat sekali! kemana saja yang pernah kamu datangi?
I: lumayan banyak, dari Jepang, Filipina, Vietnam, Venezuela, Australia, saya pernah ke Tembok Besar China juga.
C: wah anda pasti traveler yang sangat berpengalaman, berarti anda sering ke tempat ini?
I: oh tidak, ini kali pertama saya datang ketempat ini.
C: kamu orang Indonesia dan baru pertama kali ke tempat ini?
I: yaa begitulah.. (memalingkan muka sambil malu)
C: aneh sekali, saya terbang ratusan mil jauhnya untuk melihat indahnya Negerimu. Padahal kamu sudah banyak melihat Negeri lain, tetapi tempat seperti ini belum pernah kamu datangi. Saya punya sedikit pesan dari teman saya yang tinggal di sebuah Negara Maju, katanya "kami akan mendirikan bangunan-bangunan raksasa di Negeri kami, membuat orang-orang terkesan dan berniat membuat tiruannya, maka mereka harus belajar kesini melihat kemegahan-kemegahan karya Negeri kami, disaat mereka sibuk menempa ilmu yang sebenarnya tidak seberapa disini, mereka lama kelamaan akan lupa dengan Negerinya sendiri. Di saat itu lah, kami akan mengambil apa yang sudah dilupakan, mempublikasikannya, mempromosikannya, seakan-akan kami yang menemukan. Bahkan hubungan demi pribumi pun akan kami lakukan demi membeli sedikit-demi sedikit tanah yang mereka miliki. Memang akan memakan waktu lama, tapi percayalah, suatu saat Negeri mereka akan kembali terjajah oleh kami"
masih terpikir untuk menjelajahi Negeri orang dengan meninggalkan Indonesia yang tercinta ini?
Apa halangan kalian untuk menjelajahi seluruh Nusantara dibandingkan dengan Negeri lain?
Biaya ke luar Negri lebih murah dibandingkan dengan wisata domestik? pikirkan lagi, seluruh biaya yang kalian keluarkan demi mencapai tujuan wisata domestik, akan berputar dalam Negri sendiri, yang berarti kalian juga membantu meningkatkan taraf kehidupan masyarakat sekitar dan menuju destinasi wisata dengan menyeimbangkan pendapatan per kapita. Kecuali, kalian lebih senang memberikan uang kalian ke orang lain diluar saudara kita. (Indonesia)
Jarak tempuh wisata domestik lebih jauh dibandingkan luar Negri? pikirkan lagi, Indonesia adalah Negeri kepulauan, sudah jelas jarak antar pulaunya tidak dekat, tapi bukankah itu adalah hal yang justru para traveler cari? Jumlah Negara kepulauan di dunia bisa dihitung, berarti tempat-tempat indah di dunia juga dapat dihitung. Karena Negara kepulauan memiliki sejuta kelebihan dibandingkan Negara daratan.
Akses transportasi dan akomodasi wisata domestik tidak mumpuni? pikirkan lagi, kalian dapat menjadi orang pertama yang mencapai sebuah destinasi baru, membantu masyarakat sekitar berkembang dengan mengetahui adanya destinasi tersebut, membuat akses transportasi ke tempat tersebut, membuat penginapan, live in, atau sekedar homestay untuk mengakomodasi wisatawan yang ingin berkunjung. Lebih dari sekedar menikmati keindahan alam nusantara, kalian juga dapat membantu perbaikan kehidupan masyarakat sekitar. Bukankah itu hal kecil yang dapat kalian banggakan ketika destinasi tersebut menjadi destinasi unggulan?
Wisata domestik cenderung masih berbahaya medannya dibandingkan wisata luar Negri yang sudah terjamin? pikirkan lagi, itu adalah sebuah kekhawatiran yang sebenarnya merupakan kekuatan bagi industri pariwisata kita. Medan ekstrim bukan merupakan kegemaran mayoritas wisatawan Indonesia (walaupun ada sebagian kalangan yang menyukai itu). Kalau kalian tidak bisa menikmatinya, jadilah sarana promosi destinasi tersebut untuk para wisatawan asing diluar sana. Luar biasa bukan? Sekarang dengan wisata ekstrim kita malah dapat mengambil 'pasar' wisatawan diluar sana. Perekonomian kita pun akan semakin membaik dengan banyaknya wisatawan yang rela menghabiskan uangnya di Negeri kita.
Apakah ada halangan lain? pikirkan lagi, pikirkan lagi, pikirkan lagi.
kenapa kita harus berpikir? Karena Indonesia adalah Nusantara! Negeri Zamrud Khatulistiwa! Negeri Maritim! Negeri Agraris! Negeri Nyiur Kelapa! Negeri Seribu Candi! Negeri Seribu Pulau! Negeri Megabiodiversitas! Negeri Heaven Earth! Negeri Garuda!
Macan Asia yang sedang tertidur. kita yang bertugas membangunkannya suatu saat nanti, untuk kejayaan Indonesia, sekali lagi mempersatukan Nusantara.
-Fajar Kurniawan - Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian Universitas Gadjah Mada-
0 comments:
Posting Komentar