Dari kiri : Eldwin, Wita, Saya, Tikus, Yayas, Mer |
Apa yang ada didalam pikiran kalian
ketika mendengar kata ‘tokoh’? Pastinya adalah julukan untuk mereka yang
mempunyai prestasi, pencapaian ataupun pengaruh besar dalam hidupnya. Padahal
jika kita mencari arti ‘tokoh’ di KBBI, akan muncul pengertian : rupa (wujud
dan keadaan); macam atau jenis, pengertian yang sangat luas. Namun secara
sempit, saya dapat mendeskripsikan ‘tokoh’ adalah mereka yang mempunyai
pengaruh terhadap individu atau sekelompok orang.
Mari kita ambil contoh, Bung Karno
sebagai tokoh proklamasi. Siapa yang mengakui Bung Karno adalah tokoh? Tentu
saja seluruh rakyat Indonesia dan masyarakat internasional yang mengetahui Bung
Karno. Tetapi, apakah seseorang yang hidup di ujung dunia dan tidak mengetahui
sama sekali tentang Bung Karno tetap menganggap dia sebagai tokoh? Tentu saja
tidak, atau anggap saja belum.
Lalu bagaimana dengan John Lennon?
Apakah dia juga termasuk tokoh? Bagi orang-orang yang mengenal musiknya dan
pengaruhnya terhadap dunia musik internasional tentunya akan menganggap dia
sebagai tokoh revolusi musik dunia. Tetapi apakah akan sama posisinya bagi
tukang bakso yang setiap hari tidak pernah mendengar musik?
Lain hal dengan seorang anak yang
sangat mencintai ayahnya. Ayahnya merupakan teman, orang tua sekaligus
inspirasi anak tersebut dalam berkehidupan. Anak itu sangat mengidolakan
ayahnya. Maka, jadilah ayah tersebut menjadi tokoh bagi anaknya, tetapi belum
tentu orang lain akan menganggap ayahnya sebagai tokoh yang sama di bidang
tersebut.
Dari kiri : Wayah, Pepeb, Saya, Winda, Dicky, Sani |
Disinilah saya akan membahas bahwa
seorang tokoh tidak perlu seorang yang hebat dan memiliki prestasi di bidang
yang spesifik. Tetapi orang itu cukup memberikan pengaruh terhadap individu
atau sekelompok orang, maka jadilah dia sebagai tokoh.
Selama beberapa pencapaian dalam
hidup saya, saya menyadari bahwa sangat banyak orang yang berperan membantu
pencapaian tersebut. Orang-orang tersebut mungkin tidak pernah menyadari bahwa
mereka mempunyai andil dalam hidup saya, tapi saya bukan tipe orang yang bisa
dengan mudahnya melupakan kebaikan orang-orang untuk saya.
Dari depan : Saya, Sandra, Jeanie. Dari belakang : Nyonyon, Tania, Dhio |
Hari ini adalah tepat 1 bulan saya
meninggalkan Indonesia, dan tepat 1 tahun saya officially meninggalkan
kampus saya di Universitas Gadjah Mada. Dari 2 hal itu saja saya sudah bisa
membayangkan berapa banyak orang yang telah membantu saya mencapai semua itu. Bahkan
saya sempat lupa berapa banyak orang yang telah berperan dalam proses saya memasuki
Universitas Gadjah Mada.
Oleh karena itu, bersamaan dengan
tulisan ini saya akan menambahkan rubik baru di blog ini yaitu ‘Tokoh’. Tujuannya satu, untuk mengapresiasi semua orang yang menurut saya pantas untuk ditulis. Mungkin
tulisan saya nanti akan lebih condong pada biografi orang tersebut dari sudut
pandang saya. Penasaran seperti apa dan siapa saja yang akan saya tulis? Sama.
-Fajar Kurniawan, Postgraduate Student
of International Risk Management and Finance, Bournemouth University, United Kingdom -
0 comments:
Posting Komentar