#Kakipencot : Upacara Kemerdekaan Republik Indonesia Diatas Awan

Ada sebuah tradisi yang sangat menarik di Indonesia sejak dulu, yaitu peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Pada umumnya diperingati dengan apel atau upacara bendera di ruang publik seperti sekolah, unversitas, perkantoran, instansi pemerintah, lapangan dan tempat-tempat lain. Namun beberapa orang yang ingin menuangkan rasa cinta tanah airnya dalam bentuk lain mulai melakukan upacara-upacara bendera di tempat yang tidak normal.

Pringgo Hormat ke Bendera Merah Putih           
Diatas gunung? Terdengar asing, paling tidak sampai sebuah film yang mengangkat tema pendakian gunung saat 17 Agustus sempat booming di 3 tahun silam. Saya pribadi sudah mengetahui tentang cara peringatan hari kemerdekaan diatas gunung sejak SMP. Sewaktu itu teman kakak saya pernah bercerita tentang sulitnya melakukan pendakian keatas gunung. Dari situlah muncul keinginan saya untuk mencoba melakukannya suatu hari nanti.

Perlu diketahui bahwa upacara diatas gunung bukan satu-satunya hal yang tidak biasa diluar sana, ada yang melakukan upacara bendera dibawah laut, ditengah hutan bahkan di gurun pasir. Semua hal itu sudah menjadi semacam variasi tradisi untuk memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia.

Salah satu tradisi tersebut dilakukan di Gunung Merapi yang terletak di perbatasan provinsi DIY dan Jawa Tengah. Tepatnya dilaksanakan di Pasar Bubrah, pos terakhir sebelum puncak Merapi yang berupa medan tanah lapang dan berbatu-batu.

Berfoto dengan Pendaki SMP dengan Bapaknya
Jam menunjukkan pukul 07.00, seorang petugas basecamp Barameru mengaba-abakan kepada semua orang di Pasar Bubrah untuk berkumpul di tengah Pasar Bubrah –tempat dimana akan dilaksanakan upacara–. Satu per satu orang-orang berbondong-bondong menempati lokasi upacara, tidak ketinggalan saya dan teman-teman saya mencoba menerobos ke bagian paling depan.

15 menit ke depan, lokasi upacara di Pasar Bubrah sudah ditempati oleh ribuan orang dari berbagai sudut. Namun peserta upacara waktu itu didominasi oleh orang-orang yang baru saja datang pagi hari, tidak berniat untuk kemping disana. Upacara dipimpin oleh petugas dari Kecamatan Selo setempat yang mengatakan bahwa jumlah pendaki pagi hari itu mencapai 5.000 orang dan merupakan jumlah pendakian terbesar Merapi selama ini.
Pemimpin upacara memasuki lapangan upacara..

Semua peserta disiapkan dan dirapikan untuk membentuk barisan melingkari tiang bendera yang telah dibuat dari pipa stainless yang disambung-sambung. Lalu dilanjutkan dengan masuknya pembina upacara yang berasal dari Kecamatan Selo, berpakaian jaket tebal dengan kupluk, celana bahan dengan banyak kantong dan sepatu khas pendaki gunung. Memang semua peserta berpakaian apa adanya, kecuali orang-orang unik yang berpakaian berbeda dengan yang lain. Contohnya adalah berpakaian rapi seperti Paskibra, berpakaian seperti bung Karno, bahkan ada yang memakai baju SD putih merah. Orang-orang tersebut benar-benar membuat warna yang berbeda di upacara kali ini.
 
Pemimpin Upacara Mengarahkan Peserta
Setelah itu, tiba saat yang paling ditunggu-tunggu yaitu pengibaran Bendera Merah Putih yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
“kepada Bendera Merah Putih, hormat!”“Hiduplah Indonesia Raya..”“grak!”


Bendera Merah Putih berkibar mengikuti alur angin yang cukup kencang pagi itu sehingga terlihat dengan jelas gagah merah putihnya. Setiap orang dengan lantang menyanyikan lagu Indonesia Raya sambil menaruh hormat mereka yang setinggi-tingginya kepada Merah Putih. Di sisi lain, di badan Merapi tepatnya sebelum bibir kawahnya, berkibar 2 bendera Merah Putih raksasa yang besarnya lebih dari 60 x 40 m berkibar menghiasi badan Merapi. Bendera ini dikibarkan oleh komunitas climber dari Yogyakarta (kalau tidak salah) yang rela mendaki badan Merapi lewat jalur pendakian yang tidak umum.

Sesekali saya melihat kanan dan kiri, ada beberapa orang yang sampai meneteskan air mata selagi menyanyikan lagu Indonesia Raya. Merinding saya dibuatnya, ini adalah 2 menit paling mengharukan didalam hidup saya. Bukan karena alunan lagu Indonesia Raya, tetapi karena saya dibuat sadar bahwa masih banyak pemuda Indonesia yang mencintai Negrinya.

Hormat Kepada Sang Merah Putih
Setiap orang mempunyai caranya masing-masing ini untuk mencintai Negrinya sendiri, ini adalah cara kami, bagaimana denganmu?

ada videonya juga lhoo, cek ya!



Artikel ini telah dimuat dalam : Jurnal Indonesia Kaya


-Fajar Kurniawan, (Ex) Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Universitas Gadjah Mada-

0 comments:

 

Link Travel Bloggers Indonesia

Travel Blogger Indonesia

Kunjungi Saya Juga Disini!

Flickr Fakur! Tumblr Fakur!

Atau Disini!


Soundcloud Fajar Kurniawan!

Twitter Fajar Kurniawan!