Bicara Revolusi - Resolusi 2015

"Revolusi : perubahan yang berlangsung dengan sangat cepat"
“Resolusi : semakin rinci kita menulisnya, semakin jelas langkah dan cara kita mewujudkannya, semakin dekat pula resolusi kita dengan kenyataan”
Begitulah bunyinya quote yang entah saya dapat darimana, yang jelas ini benar-benar nyata dan dapat kita buktikan sendiri. Tahun lalu saya sudah membuktikan kekuatan resolusi yang kita tulis dan paling tidak kita inginkan sendiri. Sebagai contoh adalah artikel 8 Destinasi yang Harus Dikunjungi di Tahun 2014. Artikel tersebut saya buat di awal tahun 2014 dengan tujuan untuk memulai sesuatu langkah pencapaian namun dari hal yang benar-benar saya minati, dalam hal ini adalah traveling dan fotografi.
Awalnya saya merasa biasa saja, sama seperti saya menulis tulisan-tulisan yang lain. Namun ketika tulisan tersebut sudah diposting, saya merasa ada ‘tanggungjawab’ yang otomatis tertanam dalam diri saya sendiri untuk benar-benar mewujudkan apa yang saya tulis. Itulah yang saya sebut dengan ‘The Power of Words’! Setiap kata yang kita tulis menjadi bumerang bagi kita sendiri apabila kita hanya mengabaikannya begitu saja, tanpa melakukan langkah ataupun usaha untuk mewujudkan tulisan itu menjadi realita.
Sekarang di tulisan ini saya akan mencoba menuliskan beberapa resolusi saya di tahun 2015, dengan harapan akan muncul ‘tanggungjawab’ lagi untuk mewujudkannya dengan cara apapun yang saya bisa. Berikut ini adalah beberapa resolusi saya di tahun 2015!

1.     Mencapai Target Skor IELTS 7.5

Keep Calm aja Broh!

IELTS adalah salah satu standar Bahasa Inggris selain TOEFL yang sangat sering digunakan sebagai prasyarat calon mahasiswa sebelum mendaftarkan diri ke pendidikan luar Negri. Kenapa Bahasa Inggris? Karena semua orang pintar menggunakan Bahasa Inggris, tapi tidak semua orang Inggris itu pintar. Jadi, dalam rangka penyamaan persepsi internasional bahwa kriteria ‘pintar’ kita (pintar dalam artian sangat luas) dapat diterima di Negri orang, butuh sistem pembuktian bahasa seperti IELTS ataupun TOEFL.
Target skor saya adalah 7.5! Walaupun di tes simulasi terakhir nilai saya masih jauh dibawah itu, namun angka 7.5 adalah kriteria yang harus saya capai. Memang tidak sedikit universitas luar yang mematok angka di sekitar 6.5 bahkan 6, tetapi sebaik-baiknya target adalah yang tingkatnya lebih 1 level diatas keinginan kita.
IELTS ini akan saya gunakan untuk mendaftar Master di luar Negri. Sebenarnya awal tahun lalu saya juga sudah mempersiapkan TOEFL-ITP untuk bisa segera mendaftar sebelum saya lulus kuliah. Tapi sayang seribu sayang disayang-sayang, ketika pertengahan tahun kemarin baru diisukan bahwa TOEFL-ITP sudah tidak valid dan tidak bisa dijadikan standar penilaian yang apik (walaupun masih ada beberapa sekolah yang mencantumkannya sebagai syarat). Aaahhh!! Akhirnya pun saya harus belajar lagi tentang IELTS yang menurut saya jauuuh lebih sulit dibandingkan TOEFL, wadefak. It’s okay, calm calm.
Sampai tulisan ini dibuat, saya sudah mengikuti beberapa simulasi IELTS dan lesnya di Cillacs UII, namun belum mendapatkan skor yang resmi untuk IELTSnya sendiri. Sehingga resolusi pertama saya ini akan segera terjawab, dan dapat segera saya perbaiki apabila belum tercapai, cheers!

2.     Diterima Kuliah Master of Risk/Financial Management di Salah Satu Universitas Luar Negeri

Study Abroad!

Sebenarnya sekolah di luar Negeri bukan impian saya, tetapi impian saya adalah mendapatkan gelar Master dan dapat berkontribusi untuk bangsa. Namun, sekolah di luar Negeri mempunyai berbagai macam keuntungan, mulai dari link internasional, pengalaman hidup di Negeri orang, dapat meningkatkan kemampuan berbahasa asing dan sebagainya. 
Hal tersebut yang melatarbelakangi saya memilih (akan) melanjutkan sekolah ke luar Negeri. Terlebih lagi, saya sedikit sayang dengan titel ‘Universitas Gadjah Mada’ yang sudah saya punyai sekarang apabila saya melanjutkan Master di dalam Negeri namun sekolah tersebut tidak setara dengan Gadjah Mada. Paling tidak Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung ataupun Gadjah Mada sendiri dapat menjadi pilihan bagi alumnus Gadjah Mada.

Australia, New Zealand, United Kingdom, Canada, Singapore

Apakah kalian tahu? Ketika kita lulus jenjang Master, maka orang akan melihat titel kita dari tingkat yang paling terakhir, itu berarti sekolah terakhir kita akan sangat menentukan apakah kualitas pendidikan kita meningkat ataupun menurun. (walaupun kita tidak dapat men-judge semua sekolah seperti itu, tapi data yang berbicara)

The Benefits!

Fokus pendidikan saya adalah Risk/Finance Management, Risk Management adalah minat saya di S1 yang juga saya jadikan sebagai topik skripsi, sedangkan Finance adalah rekomendasi dari Bapak saya yang notabenenya adalah pelaku korporasi. Untunglah 2 hal tersebut ternyata masih sangat berkaitan erat, jadi saya bisa mengikuti rekomendasi Bapak sekaligus menjalankannya sebagai minat.

Opportunities come when we desire it!

Sasaran sekolah saya ada banyak, pada dasarnya saya tidak terlalu terpaku pada 1 sekolah saja, asalkan sekolah itu mempunyai kualitas yang baik, jurusan yang saya inginkan serta kriteria yang terjangkau, tidak masalah bagi saya. Namun untuk saat ini saya mempunyai 3 pilihan antara lain yaitu Master of Risk Management di University of New South Wales (Australia), Msc Corporate and Risk Financial Management di University of Sussex (United Kingdom), dan Msc Risk and Finance di University of Southampton (United Kingdom). Dimanapun nanti saya diterima, minumnya tetap teh botol sosro!

3.     Memulai Bisnis Baru

Freedom! That's the main factors!

Nah, yang satu ini saya yakin adalah impian bagi semua orang, entah orang yang baru saja lulus kuliah maupun yang sudah lama bekerja. Mengucapkan ‘ingin wirausaha’ adalah hal paling mudah di dunia, tapi percayalah untuk memulai suatu usaha itu bukanlah hal yang mudah. Mendorong kemauan diri sendiri untuk dapat segera memulai adalah hal tersulit dalam menjalankan sebuah bisnis menurut saya.
Seperti kata Bob Sadino, “sebaik-baiknya bisnis adalah bisnis yang segera dimulai”, tapi apa yang akan terjadi jika kita tidak pernah memulai bisnis tersebut? Kita hanya akan menghabis-habiskan pikiran kita untuk hal yang sebelumnya belum pernah ada dan tidak akan pernah ada.

Eureka!

Rencana bisnis saya sebenarnya cukup sederhana, bersama dengan beberapa teman SMA saya yaitu Abdul Halim dan Aulia Qurrota Aina, kami merencanakan sebuah bisnis pembesaran ikan gabus. Mengapa gabus? Sulit dijelaskan. Karena jika saya menjelaskannya di tulisan ini akan menjadi satu artikel sendiri, jadi sebaiknya saya membuat ini singkat. Harapan saya (kami), paling tidak bisnis ini dapat dimulai tahun ini, sehingga kami bisa mengetahui hal-hal lain untuk dijadikan pengambilan keputusan kedepannya.

4.     Semeru, Here I Come!

Oro-oro Ombo Ketika Sedang Mekar

Semeruuu! Ruu~ ruu~! Gunung ini adalah salah satu gunung yang paling diidam-idamkan saya dan teman-teman saya untuk didaki. Sudah terlalu banyak cerita yang saya dapatkan dari orang-orang yang pernah mendaki gunung ini. Bahkan impian itu sudah tertanam sejak saya membaca novel 5 Cm untuk pertama kalinya di tahun 2006 saat saya masih duduk di bangku SMP (yang jelas sebelum novelnya meledak, apalagi filmnya muncul).
Semeru ini bisa dibilang adalah tanah surga di pulau Jawa, karena gunung ini merupakan gunung paling tinggi di Jawa, sehingga banyak orang mengibaratkan ketika berdiri di puncak gunung ini, kita berada dekat dengan surga (meeenn, it’s means that soon we’ll die! amit amit). Satu hal yang ingin saya capai disana bukanlah puncaknya, tetapi padang Oro-Oro Ombo yang sedang bermekaran. Membayangkan bagaimana indahnya tempat itu sudah membuat saya merinding, apalagi bisa berada di tengahnya!

5.     Pasangan Baru X Kamera Baru ?

Aaahh, emmmmm pass, tentu saja saya mau kamera baru
Mau dong mbak jadi modelnya! <3
-Fajar Kurniawan, (Ex) Mahasiswa Teknologi Industri Pertanian, Universitas Gadjah Mada-



0 comments:

 

Link Travel Bloggers Indonesia

Travel Blogger Indonesia

Kunjungi Saya Juga Disini!

Flickr Fakur! Tumblr Fakur!

Atau Disini!


Soundcloud Fajar Kurniawan!

Twitter Fajar Kurniawan!